Penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 di Indonesia menunjukan 1 dari 4 pasien Diabetes Melitus mempunyai risiko mengalami masalah penglihatan akibat Diabetic Retinopathy, dan 1 dari 12 pasien dengan risiko tersebut dapat menjadi buta pada kedua mata. Penelitian ini menunjukan bahwa skrining dan management yang tepat sangatlah dibutuhkan. Pada tahun 1999 WHO telah mengeluarkan program Vision 2020: The Right To Sight yang bertujuan untuk mengeliminasi semua penyebab kebutaan yang dapat dicegah dan diobati di tahun 2020, dimana salah satu penyakit yang menjadi target adalah Diabetic Retinopathy. Sejalan dengan hal tersebut Netra Klinik Spesialis Mata mengambil tema A GP’s Role in Preventing Blindness yang berfokus pada penyakit Diabetic Retinopathy pada acara Seminar dan workshop OCULAR 2019. Seminar dan Workshop OCULAR 2019 diisi oleh beberapa narasumber dari bagian Ilmu penyakit dalam dan Ilmu Kesehatan Mata.
Seminar pertama dibawakan oleh dr. Maya Kusumawati, Sp.PD dengan tema “Optimizing Diabetes Mellitus Management in Primary Health Care”. Pada seminarnya kali ini beliau memberikan updates, tips dan trick bagi dokter umum dalam menangani Diabetes Mellitus di layanan primer. Dalam paparannya beliau sedikit berbagi pengalaman bahwa pasien terkadang datang berobat dalam keadaan kadar gula darah yang tidak terkontrol atau bahkan datang sudah dengan komplikasi, sehingga kapan dan berapa lama Diabetes Melitus dapat menimbulkan komplikasi sulit ditentukan. Maka dari itu beliau juga menekankan pentingnya skrining awal pada pasien Diabetes Melitus untuk mengetahui komplikasi sedini mungkin.
dr. Maya Kusumawati, Sp.PD
Beberapa skrining sebenarnya dapat dilakukan oleh dokter umum di layanan primer, salah satunya adalah skrining awal Retinopati Diabetik yang juga menjadi topik seminar dari bagian Ilmu Kesehatan Mata dalam acara OCULAR 2019. Dalam seminar “Diabetic Retinopathy Can be Restrained” dipaparkan dengan sangat jelas oleh dr. Ohisa harley, Sp.M mengenai cara skrining Retinopathy Diabetic dengan bantuan alat yang ada serta pentingnya skrining awal Diabetic Retinopathy di layanan primer pada pasien-pasien Diabetes Melitus untuk mencegah terjadinya perburukan visual yang tidak dapat diselamatkan.
dr. Ohisa Harley, Sp.M
Seminar terakhir dibawakan oleh dr. Putri hartini, Sp.M megenai “Eye Care Skills: Detecting Ocular Disease”. Melihat minimnya peralatan pemeriksaan mata di Layanan Primer, dalam seminarnya beliau memaparkan dan menjelaskan cara pemeriksaan fisik mata yang dapat dipraktikan dalam praktik sehari-hari oleh para dokter umum di Layanan Primer dengan menggunakan peralatan sederhana yang tersedia, sehingga diharapkan para dokter umum mampu dan menguasai pemeriksaan fisik mata lengkap untuk mendeteksi adanya kelainan pada mata pasien-pasien yang berobat di Layanan Primer.
dr. Putri hartini, Sp.M
Setelah mengikuti kegiatan seminar, para peserta kemudian mengikuti sesi workshop case study serta workshop hands-on dari bagian mata. Pada sesi workshop case study bagian Ilmu Penyakit Dalam dipandu oleh dr. Maya Kusumawati, Sp.PD mengenai Management Diabetes Melitus di Layanan Primer, sedangkan workshop case study dari bagian Ilmu Kesehatan Mata dipandu oleh dr. Riani Kartika Asrindi, Sp.M. Pada workshop case study kali ini peserta menggunakan aplikasi kahoot yang memudahkan para peserta dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh para pembicara. Pada sesi workshop hands-on para peserta mendapatkan materi mengenai Pemeriksaan Fisik Mata di Layanan Primer dan Pemeriksaan Funducopy Direct.
Rangakaian acara Seminar dan workshop OCULAR 2019 ditutup dengan sesi foto bersama para peserta dan para pembicara.
Comments